Alsin pascapanen paket SP3T bantuan pemerintah pusat mendorong petani untuk meningkatkan produksi padi dan kualitas hasil. Made Purwanta, ketua poktan Sari Mulya, Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana awalnya merasa kesulitan untuk melakukan proses pascapanen padi karena keterbatasan alat dan mesin pascapanen. Kapasitas penggilingan yang rendah dan keterbatasan tenaga kerja panen menyebabkan petani kewalahan untuk mempertahankan kualitas dan memproduksi beras.
Beruntung Poktan Sari Mulya mendapatkan bantuan paket SP3T pada tahun 2019 yang terdiri dari alsintan pascapanen combine harvester, vertical dryer, RMU, dan automatic weighing packing. Sentra Pelayanan Pertanian Padi Terpadu (SP3T) merupakan program yang diluncurkan Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mendukung petani dalam meningkatkan nilai tambah melalui produksi gabah kering giling atau beras.
Saat ini, petani mampu menghasilkan Rp 115 juta/tahun dari pemanfaatan paket bantuan SP3T. Pemanfaatan optimal combine harvester menghasilkan Rp 50 juta/tahun melalui jasa sewa yang ditawarkan kelompok. Alsintan pengering membantu petani Jembrana untuk mempertahankan kualitas padi khususnya di musim hujan. Jasa sewa dari vertical dryer sebesar Rp 1 juta per proses (10 ton/proses). Sedangkan, jasa penggilingan padi atau RMU dipatok sebesar Rp 300 ribu/ton beras.
Dengan adanya paket bantuan alsintan pascapanen, poktan Sari Mulya melalui ketua telah melakukan perluasan gudang dan pemasangan instalasi listrik. Operasional RMU dan dryer lebih mudah dan menguntungkan dengan menggunakan listrik PLN dari pada Genset. Genset memerlukan solar sebagai bahan bakar yang sulit diperoleh, selain itu, listrik PLN lebih murah biaya operasionalnya dibandingkan dengan Genset.
“Rencana kedepan kami akan melakukan penambahan mesin color sorter untuk peningkatan kualitas beras,” ujar Made saat diwawancara hari Minggu (10/4).
Sementara itu, Gatut Sumbogodjati Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan menyampaikan rasa bangga atas keberhasilan Poktan Sari Mulya. “Bantuan Pemerintah merupakan dorongan bagi petani untuk dapat Mandiri dan lebih Maju dalam meningkatkan produksinya,” sebutnya
Gatut juga menyampaikan bahwa petani harus mulai beralih menjadi produsen beras, tidak hanya menjual gabah kering panen. Petani SP3T diarahkan untuk mampu memproduksi beras kemasan berlabel.
Senada hal tersebut, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi menyatakan bantuan alsintan harus bisa dimanfaatkan seoptimal mungkin. Adapun terkait kebijakan pengembangan sarana pascapanen tahun 2022 akan mendukung program peningkatan produksi melalui pengurangan losses dan peningkatan kualitas produk. Hal ini juga menjadi fokus Mentan Syahrul Yasin Limpo bahwa pertanian harus Maju, Mandiri, dan Modern. Pertanian harus naik kelas, ekspor beras, pemerintah mendukung penambahan modal dan investasi melalui dana KUR.